Latest Supplement

Cobaan, Tangga Menuju Kemenangan!

“Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kalian dikembalikan.” (Al Anbiya’ [21]: 35)

Saudaraku. Banyak hal terjadi dalam perjalanan hidup yang telah tertempuh. Tak semuanya sesuai dengan keinginan kita. Jika semua keinginan kita dipenuhi justru akan menimbulkan kerusakan dan kekacauan di dunia ini. Keinginan kita lebih cenderung mengikuti hawa nafsu. Di antara sifat nafsu ialah dia tidak mau menerima pembebanan apapun. Yang dimaui hanyalah kegembiraan dan aneka kenikmatan yang sesaat. Jika dituruti hanya akan membuat jiwa, hati dan akal kita menjadi sakit. Kesalahan semakin bertumpuk dan dosa pun kian menggunung.
Karena itulah, Allah Yang Maha Penyayang, Yang Maha Mengetahui dan Maha Cermat, menegur kita dengan berbagai ujian yang menimpa. Allah ingin agar kita tidak larut dalam gelimang tawa yang mengeraskan hati. Terlelap dalam ketenteraman hidup yang mematikan harap kepada-Nya. Terlena dalam fatamorgana dunia yang menghilangkan kekhusyukan dalam doa-doa yang kita panjatkan. Allah memberi ujian agar kita kembali kepada-Nya. Mengingat-Nya dalam harap, memuji-Nya dalam permohonan dan menyanjung-Nya dalam untaian doa yang terucap.

Saudaraku. Ujian adalah sunnatullah, dan setiaRata Penuhp orang pasti akan mengalami sesuai dengan kadar keimanan yang dimiliki. Ada kalanya ujian itu berupa kesenangan, kecukupan, kekayaan, kesehatan dan rasa aman. Tapi terkadang bisa juga berupa kesedihan, kekurangan, kemiskinan dan penyakit. Semua telah menjadi sunnatullah yang telah ditetapkan dengan secermat-cermatnya. Tidak akan meleset oleh usaha manusia. Kecuali Allah sendiri yang menghendaki.

Jika semua itu sudah menjadi sunnatullah, tidak ada pilihan lain kecuali kita berusaha menerima ujian itu dengan sebaik mungkin. Yakinlah, Allah memang tidak selalu memberi apa yang kita minta, tetapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Dan Dia Maha Tahu kebutuhan hamba-Nya. Bahkan sebelum kita memintanya. Saat lisan ini kering dari lantunan dzikir yang menggema, Allah memberikan ujian berupa kesedihan dan kelemahan agar kita sadar bahwa ada Dzat yang berkuasa atas diri kita. Semestinya kita segera ingat dan terus mengingat-Nya di sepanjang umur yang kita dapatkan.

Beristighfar dengan tulus, karena sesungguhnya setiap ujian yang menimpa kita adalah karena ulah kita sendiri. Allah Maha Adil dan tidak pernah berbuat zalim kepada makhluk-Nya. Sekaranglah waktunya untuk bertafakkur, menelisik setiap episode kehidupan yang telah kita pentaskan. Melihat kembali dosa dan kesalahan yang telah kita torehkan, karena semuanya kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al A'raaf [7]: 201)

Saudaraku. Kesedihan dan rasa sakit adalah bagian dari cara Allah, bukti perhatian dan kasih sayang Allah untuk membersihkan jiwa kita. Hadapilah semua itu dengan penuh keikhlasan. Karena keikhlasan adalah kunci yang akan membawamu ke dalam ampunan Allah yang luasnya tak terbatas. Tempuhilah ujian ini dengan kesabaran, karena kesabaran adalah separoh dari keimanan. Jangan takut, seperti juga malam yang mesti berganti siang, hidup ini pun akan berotasi sesuai dengan garis edar yang telah ditetapkan Allah.
Allah telah memilihmu, sebagai seorang hamba kesayangan yang akan keluar menjadi emas yang indah dipandang mata.

“Allah menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang keluar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang keluar seperti emas hitam, dan itulah yang ditimpa fitnah (musibah).” (HR. Thabrani)

0 Response to "Cobaan, Tangga Menuju Kemenangan!"