Latest Supplement

Mengapa Ahmad, Bukan Muhammad?

Itulah pertanyaan yang diajukan oleh mereka yang tidak mempercayai Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir. Bahkan sebagian dari umat yang mengaku beragama Islam pun menganggap ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad Saw.. Mereka beralasan dalam Al Quran dan juga kitab-kitab sebelumnya tidak disebutkan secara persis nama Muhammad, melainkan disebut dengan nama Ahmad. Seperti pernah dikatakan nabi Isa, yang diabadikan dalam Al Quran:
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash Shaff [61]: 6)
Demikian juga disebutkan dalam Taurat, tetapi orang-orang Yahudi mengingkarinya, disebabkan kesombongan dan kebodohannya.
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” (Al Baqarah [2]: 130)
Imam Jalaludin As Suyuti dalam kitabnya menukilkan sebuah riwayat yakni dari Ibnu ‘Uyainah. Ibnu ‘Uyainah berkata, “Diriwayatkan, bahwa Abdullah bin salam mengajak putra saudara lelakinya bernama Salmah dan Muhajir agar mau memeluk agama Islam, berkatalah ia kepada keduanya: ‘Kalian berdua sudah tahu, bahwa Allah Ta’ala berfirman dalam Taurat, “Sesungguhnya Aku mengutus seseorang dari keturunan Ismail bernama Ahmad. Maka barangsiapa yang beriman kepadanya, ia mendapatkan petunjuk dan bimbingan, barangsiapa yang tidak beriman kepadanya, ia dilaknat”. Lalu Salmah mau masuk Islam, sedangkan Muhajir menolak. Maka turunlah ayat ini, sehubungan dengan kejadian tersebut.”
Berita akan datangnya Rasul terakhir juga termaktub dalam Injil
Makna Ahmad dan Muhammad
Kedua nama ini berasal dari akar kata yang sama yakni Hamd, artinya puji.
Kata Ahmad bermakna orang yang banyak memuji, sedangkan kata Muhammad bermakna orang yang sangat terpuji. Nama Muhammad menunjukkan sifat kebesaran, kemenangan dan kemuliaan. Sedangkan nama Ahmad menunjukkan sifat keindahan, keelokan dan kehalusan budi.
Dalam bahasa Yahudi kata Mahmad, Mahamod, Himdah dan Hemed juga muncul dalam Perjanjian Lama yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Arabn sama dengan Muhammad dan Ahmad yang semua asal katanya diambil dari akar kata 'H, M dan D’.
Di dalam hadits-hadits, Rasululah sendiri menjelaskan bahwa beliau memang juga diberi nama Ahmad.
Ibnu Marduwiyah telah meriwayatkan dari Ubay Bin Ka'ab r.a., katanya, "Aku telah diberi, apa yang tidak diberikan kepada Nabi-nabi Allah." Bertanya Ka'ab r.a: "Apakah itu, ya Rasulullah ?" Bersabda Rasulullah Saw: "Aku telah ditolong diwaktu ketakutan, aku diberi kunci pembuka bumi, aku dinamai Ahmad. Dijadikan bagiku tanah untuk bersuci dan dijadikan umatku sebaik-baik umat."
Juga dalam hadits yang lain,
Dari Mut'im r.a. katanya : Rasulullah Saw bersabda : 'Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama: Aku Muhammad (yang amat dipuji), ‘Aku Ahmad (yang banyak memuji)’, Aku yang penghapus karena aku Allah menghapuskan kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang tiada sesudahku seorang nabipun.(HR. Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. katanya : 'Pernah Rasulullah Saw menerangkan nama diri beliau kepada kami dengan menyebut beberapa nama: Aku Muhammad, Aku Ahmad, Aku pengiring dan pengumpul, Nabi (yang menyuruh) tobat dan Nabi (yang membawa) rahmat.' (HR. Muslim)
Nama Ahmad yang disebutkan dalam QS. Ash Shaff [61] ayat 6, merupakan ucapan Nabi Isa dalam bahasa yang dimengerti kaumnya. Nama Ahmad merujuk kepada nama Nabi Muhammad Saw. Setelah Nabi Muhammad Saw. tidak aka nada lagi nabi atau rasul yang diutus oleh Allah.
Seperti termaktub dalam QS. Al Ahzab [33] ayat 40:
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Al Ahzab [33]: 40)
Juga disebutkan oleh Rasulullah sendiri,
“Hubunganku dengan kenabian seperti layaknya pembangunan suatu istana yang terindah yang pernah dibangun. Semuanya telah lengkap kecuali satu tempat untuk satu batu bata. Aku mengisi tempat tersebut dan sekarang sempurnalah istana itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah, kedatangan Muhammad adalah membawa risalah terakhir yang berlaku untuk semua manusia di sepanjang masa. Bila masih ada yang beranggapan bahwa Nabi Muhammad bukanlah nabi terakhir, berarti ia telah menuruti kebodohan yang ada pada dirinya.
Golongan Ahmadiyah (pengikut Ahmad) sampai saat ini dengan segala cara dan strategi untuk mengelabui umat Islam, mempercayai bahwa Rasul terakhir bernama Ahmad. Maka mereka anggap Mirza Ghulam Ahmad merupakan nabi terakhir. Golongan Ahmadiyah berasal dari India (Pakistan). Semula golongan ini sengaja dimunculkan oleh kolonialis Inggris guna memecah-belah kekuatan Islam yang mengancam posisi mereka. Tidak heran bila sampai saya ini golongan ini tumbuh subuh di Inggris.
Referensi:
Al Quran dan Terjemah, Depag
Riwayat Turunnya Ayat-ayat Suci Al Quran, Imam As Suyuti
www.reocities.com

0 Response to "Mengapa Ahmad, Bukan Muhammad?"