“Seteguk racun tikus mungkin akan
mematikan satu jasad. Tapi sebuah berita beracun dapat menghancurkan satu
peradaban.” _ESP
Senang
sekali malam ini, saya bisa menjumpai lagi kawan-kawan Remassa (remaja masjid
sabilul muttaqin) setelah sekian lama tak bersua. Alhamdulillah, peserta
kajiannya tetap terjaga. Dalam kajian tadi kami membahas satu pokok bahasan,
Cerdas Bermedia, sebab saya melihat banyak media yang mengabaikan realitas
dengan meninggalkan cover both side (pemberitaan berimbang). Ditambah
media-media saat ini yang kebanyakan dikuasai oleh arus sekuler, kepentingan
umat Islam menjadi tersisih. Tidak sedikit berita yang memojokkan dan merugikan
umat Islam.
Dengan
kenyataan semacam ini, saya teringat dengan satu ayat yang memerintahkan agar
setiap muslim selektif dalam menerima berita.
"Wahai
orang-orang yang Beriman, apabila datang seorang fasiq dengan membawa suatu
informasi maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak menimpakan musibah
kepada suatu kaum karena suatu kebodohan, sehingga kalian menyesali perbuatan
yang telah kalian lakukan." (QS. Al-Hujurat: 6)
Contoh
nyata penggunaan kata teroris yang jelas dialamatkan kepada umat Islam. Saat
banyak anggota Polri dan TNI tewas dalam serangkaian penembakan di Papua, maka
dikatakan itu ulah, gerakan pengacau keamanan, bukan teroris. Namun jika ada
seorang muslim saja yang meledakan bom, meski tanpa memakan korban jiwa, sudah
dikatakan teroris. Sungguh ironis!
Saat
ini, media begitu antusias meliput demo-demo pembubaran FPI, dengan berbagai
dalih tak logis. Sementara kiprah FPI dalam membantu korban tsunami di Aceh,
Merapi di Yogya, atau kasus Mesuji di Lampung, tak pernah diberitakan.
Begitupun pembakaran yang dilakukan para preman terhadap kediaman tokoh
pendukung FPI di Kalimantan, seperti tak terendus media.
Maka
sangat perlu kita selektif menerima berita, melakukan tabayun adalah salah satu
caranya. Bisa juga dengan mencari berita pembanding dari media-media Islam
seperti: www.voa-islam.com, www.eramuslim.com, www.hidayatullah.com,
www.republika.co.id, www.suara-islam.com dan sebagainya.
Dengan
bermedia secara cerdas, kita akan melihat realitas dengan lebih jelas.
0 Response to "Berita-berita Beracun"