Masyarakat
kelas menengah ternyata semakian religius. Sebuah lembaga riset yang mengkaji
konsumen kelas menengah, Center for Middle Class Consumer Studies (CMCS)
mengungkapkan kalangan Muslim yang semakin makmur ternyata bertambah lebih
religius.
Penelitian
yang dilakukan CMCS selama setahun dengan melibatkan 1000 responden di kota
besar seperti Medan, Jakart, Bandung dan Surabaya. Responden yang diteliti
adalah yang mengeluarkan anggaran belanja 4 juta hingga 14 juta per bulan per
keluarga.
![]() |
Munculnya kajian rutin-intensif menjadi salah satu ciri kelas menengah |
Senada
dengan hasil penelitian itu, fakta di lapangan juga menunjukkan gejala yang
sama. Dengan populasi mencapai 87 persen dari penduduk Indonesia, kaum Muslim
mengalami perkembangan yang mencengangkan terutama dalam hal kesadaran memilih
fasilitas yang Islami.
Sejak
hadirnya Bank Muamalat yang diklaim sebagai bank syariah pertama di Indonesia,
pertumbuhan bank syariah mencapai 40% per tahun. Dua kali lebih cepat ketimbang
bank konevnsional yang 20% per tahun.
Trend
kesadaran membayar zakat pun meningkat. Dari data Dompet Dhuafa, sebagian besar
yang mebayar zakat adalah kalangan menengah dan 90 % memanfaatkan pembayaran
melalui elektronik. Semisal ATM, debit atau elektronic channel.
Di bidang
kosmetika, kesadaran memilih produk halal pun meningkat. Produk Wardah yang
mengusung brand kosmetika halal mampu meraih peningkatan omzet yang menjulang. Dulu
omzet Wardah sekitar Rp 4 miliar per bulan, kini tengah mengejar target Rp 3
triliun! Bahkan dengan ini Wardah telah membuat pengusaha kosmetik konvensional
kalang kabut untuk bersaing.
Dalam
hal berbusana juga tak kalah mencengangkan. Kelas menengah telah semakin respek
terhadap pakaian yang menutup aurat. Terbukti maraknya industri pakaian
muslimah dan kian banyaknya komunitas-komunitas yang mengkampanyekan hijab. [S] – (et/republika)
0 Response to "Masyarakat Kelas Menengah di Indonesia Semakin Religius"